Jemeirah Beach DUBAI, 17 Nopember 2012

koleksi foto

20 February 2010

BUKU : " TRAGEDI JATUHNYA PESAWAT HAJI INDONESIA DI COLOMBO SRILANKA 1974 DAN 1978 "




Tragedi pesawat jatuh juga pernah menimpa jemaah haji Indonesia, yakni di tahun 1974, dan tahun 1978 di Kolombo. Bahkan tragedy itu sempat di bukukan oleh seorang-orang wartawan, H. Soeharto adalah wartawan harian “Surabaya Post. Ini juga merupakan kejadian yang diambil dari pengalamannya ketika menunaikan ibadah haji tahun 1978.
Dalam route penerbangan, pesawat naas itu harus transit di Kolombo, untuk kepentingan penggantian crew. Ternyata pesawat itu harus menujam di tanah Srilangka dan terbakar, sebagian penumpangnya gugur. Tergambarkan dalam buku ini, bahwa ratusan pepohonan kelapa rebah seperti dibajak dan terbabat habis. Badan pesawat berkeping-keping, dan terlempar jauh berpuluh-puluh meter.

Data Buku: JUDUL : Tragedi Pesawat Haji Di Kolombo—15 Nopember 1978
PENULIS : H. Soeharto
PENERBIT: Warga Surabaya
CETAKAN: I –1979
TEBAL : 210

Tragedi Kolombo di tahun 1978 ini merupakan musibah bagi negeri Srilngka, sekaligus promosi buruk. Betapa tidak? Justru dua kali dalam bentuk yang sama kecelakaan terjadi di negeri ini. Kesamaannya : sama-sama pesawat DC-9 dan yang sama-sama mengangkut jemaah haji Indonesia. Bedanya hanya pesawat dalam musibah pertama [1974] ketika meninggalkan lapangan terbang menuju Jeddah, sedangkan dalam musibah yang kedua [1978] pesawat hendak menuju lapangan terbang.
Anehnya ketika tragedy terjadi, dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu di Srilangka, musibah ini di exploiter untuk menyerang rezim pemerintahan yang sedang berkuasa. Dikataklamn bahwa pemerintah tidak memberikan fasilitas atau memperbaiki fasilitas penerbangan yang baik pada lapangan terbang Katunayake. Melihat adanya opini politik yang menyerang pemerintah, Presiden Srilangka Jayawardhane dengan sigap menukas, dan merespon dengan melakukan penyelidikan atas musibah tersebut.
Menurut penulis terdapat beberapa alternative mengapa kecelakaan tersebut terjadi:

1.
pesawat sudah tua
2.
pilot yang salah melakukan landing
3.
fasiltas lapangan terbang yang kurang memenuhi
4.
cuaca

Musibah ini akhirnya merenggut 173 minggal, dan 76selamat, namun dalah hitungan hari menyusul seorang meninggal lagi.

Solidaritas Muslim :

Para sukarelawan penduduk Srilangka beragama Islam, tampak sibuk membantu polisi mengankut korban. Bahkan penduduk sukarelawan yang menolong tanpa pamrih ini, membantu membungkus mayat dan mengikatnya hingga rapi. Mereka sangat fanatic. Orang-orang yang bukan Islam, tidak diperkenankan sama sekali menjamah mayat yang dianggapnya “sister” dan “brother” .

Sepintas Musibah tahun 1974.

Musibah Kolombo 4 Desember 1974, adalah tragedy yang sangat menyayat, sebuah pesawat “Martin Air” DC- 8 F55 menabrak “Bukit Adam,” atau “Bukit Tujuh Perawan,” sebelum pesawat melandas di Katuyanake Kolombo. Jaraknya masih tercatat 100 mil dari lapangan terbang.
Tiada kehidupan. Pesawat itu hancur berkeping-keping 182 jemaah haji, 3 pramugari dan 8 orangcrew pesawat tida dikenal seorangpun. Hancur bersama puing-puing.
Jenasah dari jemaah, yang masing-masing dari Lamongan [16 orang], Surabaya [1 orang],Sulawesi Selatan [50 orang], Kalimantan Timur [3 orang] dan Blitar [111orang], yang dikenal beberapa kepingan daging dan tulang, di kebumikan di Masjid tua Ampel

1 comment:

  1. Ass. salam..
    saya Hediyanti, asal Banjarmasin..
    sudah sejak lama saya mencari tau tentang buku tragedi kolombo 1978, dan saya sangat ingin membeli dan menghadiahkan buku tsb kepada ayah saya (anak dari salah satu korban kolombo 1978) mohon berkenan memberikan info, dimana saya bisa mendapatkan buku itu :) terimakasih atas bantuan nya,
    email saya nona_cilik@hotmail.com

    ReplyDelete