Jemeirah Beach DUBAI, 17 Nopember 2012

koleksi foto

19 February 2009

SOLUSI TERBAIK DALAM KEHIDUPAN KITA UNTUK MEMILIH SALAH SATU DARI DUA HAL














Dalam menjalani kehidupan di dunia ini sejak anak-anak, remaja, dewasa hingga masa tua, kita terkadang mengalami beberapa pilihan dalam kehidupan yang beraneka macam masalah.

Seperti pengalaman pribadi saya, sewaktu`lulus SMA Negeri 1 Purwokerto pada tahun 1970, orang tua menawarkan, saya akan kuliah dimana ?, sebagaian besar teman-teman melanjutkan kuliah di Jawa Tengah seperti di UGM Jogja ataupun Undip Semarang.
Pada waktu itu untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi tidaklah sulit seperti saat ini yang sangat ketat karena banyak pesaingnya dan biaya kuliah mahal.
Waktu itu di pulau Jawa hanya ada 5 kampus yang menjadi tujuan utama lulusan SMA, STM dll untuk melanjutkan kuliah yaitu di UI Jakarta, ITB Bandung, IPB Bogor, UGM Jogja dan Universitas Airlangga Surabaya, dan barulah ke kampus lain seperti UNPAD Bandung, Undip Semarang, IKIP Jakarta, IAIN Jakarta, ITS Surabaya, Unibra Malang dstnya. Selain itu kuliah di Perguruan Tinggi Negeri adalah biaya yang murah.

Dua pilihan saya waktu itu kuliah di UI Jakarta atau UGM Jogja, saya optimis dapat diterima, karena SMA Negeri 1 Puwokerto adalah sekolah unggulan di Banyumas, sehingga kalau mau tes di kampus-kampus hampir semuanya diterima, serta pesaingnya hanya ratusan.

Perbedaan antara UI dan UGM, kalau kuliah di UGM Jogja secara ekonomis untuk biaya hidup sehari-hari lebih murah, kotanya tenang untuk belajar , dekat dari Bumiayu serta banyak teman-teman dari SMA yang sama, jadi idealis kalau di UGM Jogja. Sedangkan di UI Jakarta biaya hidup mahal, kotanya panas, jauh dari Bumiayu, waktu itu mahasiswa UI dikenal hanya anak orang kaya saja.

Satu hal yang menjadi daya tarik kuliah di UI Jakarta, kelak selesai kuliah gampang cari kerja karena banyak lowongan kerja, atau dengan ijasah Sarjana Muda bisa cari kerja sambil kuliah, sedang jika selesai kuliah di UGM pastilah cari kerjanya ke Jakarta, jadi realistis kalau kuliah di UI Jakarta.

Saya konsultasi sama orang tua, dan disarankan sebagai muslim untuk melaksanakan sholat Istikharah dua rakaat, memohon petunjuk kepada Allah swt dalam menentukan satu pilihan diantara dua pilihan yang belum tahu baik buruknya.
Kemudian saya memilih ikut tes di UI serta alahamdulillah lulus .

Masalah timbul lagi , waktu itu dalam satu Universitas bisa memilih dua fakultas, saya diterima di Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra, saya sholat Istikharah lagi, pilihan jatuh pada Fakultas Hukum pada tahun 1971.

Dengan berjalannya waktu pada tahun 1974 saya dapat menyelesaikan Sarjana Muda Hukum, sebagaimana diketahui sisitim kuliah waktu itu bukan SKS tapi tingkat dari tingkat 1 sampai 5 barulah jadi Sarjana Lengkap atau S1, untuk kenaikan tingkat harus lulus semua mata kuliah , yah seperti SD, SMP serta SMU sekarang ini dengan sistim kelas.

Pada tahun 1975 dengan ijasah Sarjana Muda Hukum, ikut tes yang kebetulan ada penerimaan pegawai di Deplu sebagai Pegawai Negeri Sipil biasa bukan diplomat, dan di Ditjen Imigrasi menjadi PTK atau pejabat teknis keimigrasian sebagai pengganti lulusan Akademi Imigrasi yg telah ditutup.

Pada waktu yang sama panggilan lulus tes saya terima, baik di Deplu maupun di Imigrasi, kalau kerja di Imigrasi lebih mapan dan keren, dan memang persyaratannya sangat ketat, minimal tinggi badan 165 cm, umur maksimal 25 tahun . Dan tentunya penghasilan selain gaji PNS , lebih "basah" kata orang lho..., dengan seragam coklat muda pakai topi, dan didada pakai wing penerjun, kelihatannya gagah seperti taruna Akabri, begitulah fakta waktu itu.

Sedangkan di Deplu dengan ijazah Sarjana Muda, golongan PGPS II/b, setelah masa kerja minimal 5 th baru bisa ikut tes menjadi Pejabat Dinas Luar Negeri, itupun kalau lulus.

Pada akhirnya saya konsultasi sama orang tua, dengan dua pilihan itu dan disarankan sholat Istikharah , alhamdulillah saya memilih menjadi pegawai Deplu pada akhir 1975 ditempatkan di Direktorat Protokol sejak Januari 1976 sampai 1986 dan membantu orang tua sambil kerja bisa kuliah sampai lulus menjadi Sarjana Hukum di Fakultas Hukum UI program Ekstensi yang waktu kuliahnya sore dan malam hari.

Saya bersyukur sejak 1976 sampai 2007 hampir 32 tahun telah mengabdi di Departemen Luar Negeri sampai masa pensiun Nopember 2007, alhamdulillah telah dipercaya mendapat tugas di 4 perwakilan RI yaitu Jeddah, Colombo, Bandar Seri Begawan serta Yangon dan di Deplu Pejambon di Direktorat Protokol, Biro Umum, Biro Keuangan serta Sekretariat Ditjen Protkons.

Sebagai penutup saya menyarankan, bagi yang muslim, jika anda mendapat kesulitan dalam menentukan satu pilihan diantara dua pilihan yang belum tahu baik buruknya, atau memilih salah satu diantara dua pilihan yang menyangkut hidup dan masa depan kita, seperti saran orang -orang tua kita adalah dengan melaksanakan sholat Istikharah memohon petunjuk dari Allah swt. Insya Allah itu sebagai solusi yang terbaik .. amin. Lebih kurangnya mohon maaf dan terima kasih.
( Oleh : TAMBAH GUNAWAN )

Cibubur 19 Pebruari 2009

2 comments:

  1. Salam kenal Pak Gunawan Razuki, saya Ahmad Chirzun, tinggal di Depok. Kita sama - sama berasal dari Bumiayu.

    Saya kadang sering berfikir, Kontribusi apa yang bisa kita berikan untuk Bumiayu? sementara orang - orang Bumiayu sudah bertebaran di mana - mana (diluar Bumiayu). Sudah banyak orang Bumiayu yang sukses seperti Pak Gunawan ini.

    Sementara daerah lain maju pesat, terutama di kota - kota besar dan daerah yang dekat dengan ibu kota. Kebetulan sekarang saya tinggal di Depok, 8 tahun y.l. dengan sekarang perubahannya sudah banyak sekali. Sementara kalau pulang lebaran atau libuaran panjang anak 0 anak, tidak banyak yang saya lakukan.

    Semoga suatu waktu, ketemu jalan/solusi untuk perbaikan Bumiayu kita.

    Begitu dulu Pak Gunawan, semoga kita bisa ketemu untuk Bumiayu kita.

    Salam

    ReplyDelete
  2. Salam kenal kembali... terima kasih banyak atas komentarnya.. Mungkin kita sebagai warga Bumiayu diperantauan.. apa yang dapat kita berikan sebagai kontribusi kepada kemajuan Bumiayu, pendapat saya :

    1. Disesuaikan dengan bidang kerja kita, minimal memperkenalkan kota Bumiayu pada masyarakat Indonesia, melalui internet yang murah meriah.
    2. Kalau saja kita2 ini jadi anggota DPRD Brebes bisa saja memperjuangkan program2 untuk kemajuan Bumiayu berupa proyek2 fisik, dibidang pendidikan, kesehatan, tenaga kerja dll.
    3. Minimal kita bisa membantu keluarga kita yang di Bumiayu dengan cara bantuan finansial, ataupun memberikan bea siswa kepada keluarga kita sendiri yg berada di Bumiayu.
    4. Membuka lapangan kerja dg usaha kecil di Bumiayu, misalnya usaha kecil ataupun membawa famili kita merantau.

    Banyaklah cara kita membantu kemajuan Bumiayu, disesuaikan dg kemampuan , dan bidang kerja kita sekarang ini dimana saja.

    Sekali lagi trima kasih. moga sukses selalu.
    Wssalam
    T.Gunawan

    ReplyDelete