Jemeirah Beach DUBAI, 17 Nopember 2012

koleksi foto

23 February 2010

PENGALAMAN TUGAS DI KBRI YANGON MYANMAR : "SITUASI SANGAT MENCEKAM DALAM KERUSUHAN DI YANGON SEPTEMBER 2007"





HOTEL SUMMIT PARK VIEW YANGON DEKAT KBRI YANGON MYANMAR


PASAR KAKI LIMA DI YANGON


FOTO-FOTO SAAT DEMONTRASI DAN KERUSUHAN DI YANGON MYANMAR SEPTEMBER 2007






WARTAWAN JEPANG DITEMBAK OLEH TENTARA MYANMAR KETIKA MELIPUT DEMONTRASI DI YANGON





Foto-foto dari : " Suara Merdeka" dan koran lainnya



PENGALAMAN TUGAS DI KBRI YANGON : "SITUASI SANGAT MENCEKAM DALAM KERUSUHAN DI YANGON MYANMAR SEPTEMBER 2007 ".
oleh : T.Gunawan Razuki, 2006-2007 pernah bertugas sebagai Counsellor Pensosbud KBRI Yangon Myanmar



Pagi itu Kamis 27 September 2007 cuaca kota Yangon Myanmar cukup cerah, saya mengendarai mobil Nissan VIP warna putih cukup tua tahunnya untuk ukuran Indonesia, dengan perlahan keluar pintu gerbang komplek perumahan staf KBRI Yangon berjarak cukup dekat 2 km ke kantor KBRI.

Hati ini berdetak keras dan bulu kuduk terasa merinding, saya lihat disudut -sudut jalan komplek perumahan KBRI banyak truk penuh tentara Myanmar siap tembak, sedang parkir, dan juga banyak tentara di sepanjang depan Kedutaan Besar Cina dipasang barikade kawat berduri dan berderet tumpukan karung pasir para tentara Myanmar berjaga sepanjang jalan menuju kantor KBRI. Memang kota Yangon hampir sama dengan kota Bogor tahun 1970-an, mobil2 keluaran tahun 1960 - 70 an, kadang ada mobil mewah seperti Pajero, Mercedes itupun milik Perwakilan Asing dan Konglomerat Myanmar.

Situasi Yangon sangat mencekam, tidak terlihat bus-bus sebagai angkutan umum,apalagi motor tidak ada sudah lama dilarang di kota Yangon demi alasan keamanan,toko-toko bahan makanan banyak yang tutup, komunikasi telpon dan internet sangat susah diakses, koran satu-satunya milik Pemerintah hanya menyajikan berita propaganda Pemerintah Myanmar saja.
Seperti diketahui bahwa mobile phone atau hand-phone sangat jarang digunakan karena mahalnya harga Nomer HP sampai US$ 3.000 lebih hampir Rp 30 juta untuk beli nomer saja itupun harus melalui kantor Telkom Myanmar dan dengan birokrasi yang berbelit, oleh karena itu bagi warga asing yang membawa hand phome masuk Myanmar sama sekali tidak bisa dipakai untuk komunikasi karena sudak diblokir.

Beberapa Perwakilan Asing sudah banyak yang mengevakuasi warganya ke luar negeri, karena situasi keamanan kota Yangon yang tidak menentu.
Mengingat itu, sebagai Pejabat Fungsional Pensosbud,saya melaporkan dan mengusulkan kepada KUAI KBRI Yangon Bapak Philemon Arobaya, agar mengadakan rapat dengan warga masyarakat Indonesia untuk membahas situasi dan mempersiapkan rencana evakuasi keluar negeri.
Kemudian berkoordinasi dengan Pejabat Fungsional Protokol Konsuler Bapak Adi Kuntarto serta Atase Pertahanan Kolonel Dedi, siang itu di Balai Mitra KBRI Yangon berlangsung rapat dengan WNI serta seluruh staf lebih kurang 75 orang.

Akhirnya diputuskan jika situasi Myanmar tidak terkendali lagi serta kerusahan semakin meningkat, maka KBRI menyediakan 3 tempat penampungan sebelum mengevakusasi ke luar negeri, yaitu di kantor KBRI, komplek perumahan Home staf serta Flat Lokal staf.

Jam malam sudah diberlakukan mulai jam 9 malam sampai jam 5 pagi, sehingga sangat menyulitkan bagi warga Muslim yang sedang menjalan ibadah Puasa dan sholat Tarawih bersama yang diadakan di Masjid komplek Flat lokal staf.
Selesai rapat sore itu segera saya mengirim berita hasil rapat antara KBRI dan WNI tentang tempat penampungan WNI dan rencana evakuasi dengan pesawat udara yaitu Lion Air yang sedang disewa Pemerintah Myanmar, berita itu dikirim melalui internet ke Direktorat Diplomasi Publik Deplu Jakarta untuk dimuat di website http://www.deplu.go.id (laporan ini terlampir dibawah).

Itulah akses internet yang terakhir yang bisa keluar, setelah itu hubungan internet dengan dunia luar diputus, saya sangat beruntung karena besok harinya saya lihat di media televisi Indonesia, sebagai satu-satunya akses parabola belum diputus, diberitakan hasil rapat di KBRI Yangon tanggal 27 September 2007.

Saya dan keluarga sore itu mencari toko-toko yang masih dibuka, dan dipinggir kota di super market kulihat orang-orang penuh berjubel untuk belanja barang-barang keperluan sehari-hari seperti beras, bahan lauk pauk, minuman dan lainnya untuk berjaga-jaga jika situasi keamanan di Yangon tak terkendali, banyaknya kerusuhan demonstran serta penembakan para pengunjuk rasa, sehingga dikuatirkan tidak ada bahan makanan yang dijual.
Masalah mata uang yang berlaku hanya Uang setempat, untuk kredir card tidak berlaku di Myanmar, semua pembayaran dengan tunai pakai Uang setempat Myanmar, dengan kurs 1 US$ = V setempat 1.300 ( ini kalau ditukar di Pasar Boyke, kalau di Airport hanya US$ 1 = Valuta setempat 15. Biaya hidup di Myanmar relatif murah hampir sama dengan di Jakarta terutama tarif hotel dan harga makanan khas Melayu dan Internasional.

Situasi Yangon lebih mencekam lagi dengan tertembaknya wartawan Jepang oleh tentara Myanmar yang sedang meliput demontrasi , ditambah ratusan mahasiswa, rakyat serta biksu Budha yang ditangkapi, situasi sangat traumatis bagi rakyat Myanmar ketika mengenang peristiwa pada tahun 1988 dimana pada saat itu ribuan orang bergelimpangan di tembak tentara Myanmar ketika berdemontrasi di kota Yangon Myanmar. ( OLEH : TAMBAH GUNAWAN )


STAF KBRI YANGON MYANMAR SEPTEMBER 2007


WISMA DUTA KBRI YANGON MYANMAR SEPTEMBER 2007

BERITA TTG SITUASI TERAKHIR YANGON DIBERBAGAI MEDIA YG DIKIRIM OLEH KBRI YANGON :

UPAYA PERLINDUNGAN WNI DI MYANMAR
Deplu go.id - 01 Oktober 2007

KBRI Yangon mengadakan pertemuan dengan WNI di Myanmar guna membahas situasi politik dan keamanan di Myanmar yang semakin genting. Pertemuan ini dilaksanakan di Balai Mitra KBRI Yangon Myanmar pada tanggal 27 September 2007. Hadir dalam pertemuan tersebut Athan RI, Pejabat Fungsi Pensosbud, Pejabat Fungsi Protokol Konsuler serta Staf KBRI bersama lebih kurang 60 masyarakat Indonesia yang berkerja dari berbagai perusahaan, kantor PBB dan lainnya.

Mengingat situasi di Myanmar saat ini, Athan KBRI Yangon dalam kesempatan itu menyampaikan Protap untuk WNI di Myanmar jika terjadi situasi di Myanmar yang tidak terkendali lagi. Langkah tersebut antara lain membuka tempat-tempat penampungan bagi WNI di tiga tempat yaitu di KBRI Yangon, di Rumah Indonesia komplek perumahan Home Staff serta di " Guest House " Komplek Sekolah serta Flat Lokal Staf. Kemudian melakukan evakusasi lewat udara menuju Bangkok atau Singapura terus ke Jakarta.

Pertemuan ini dinilai sangat bermanfaat untuk mencari solusi pengamanan dan perlindungan bagi WNI. Jumlah WNI di Myanmar saat ini ltidak kurang dari 250 orang termasuk Staf KBRI berjumlah 50 orang, masyarakat Indonesia terdiri dari pejabat di WHO, pengusaha, pelaut, crew "Lion Air", pekerja di perminyakan, dan lainnya.

Mulai tanggal 25 September 2007 di kota Yangon dan Mandalay telah diberlakukan jam malam dari pukul 21.00 sampai 05.00 pagi selama 60 hari. Berkaitan dengan hal tersebut KBRI telah membuka Posko untuk mengantisipasi perkembangan terkini di Myanmar. Demontrasi yang terjadi setiap hari berdampak terhadap perekonomian sehari-hari terutama di Yangon seperti berkurangnya bahan makanan dengan ditutupnya toko-toko, sulit menukar ke uang setempat, komunikasi telepon keluar dibatasi, susahnya transpotasi dan lain-lain.

Dengan adanya pertemuan tersebut diharapkan adanya ketenangan WNI di Myanmar sebagai bentuk pembinaan masyarakat dan bantuan serta perlindungan WNI dari KBRI Yangon Myanmar pada situasi apapun. (pw)- dari Pensosbud KBRI Yangon/Tambah Gunawan

KENANGAN TUGAS DI KBRI YANGON MYANMAR 2006 - 2007


T.GUNAWAN RAZUKI


LEBARAN 1428 H DI YANGON BERSAMA KELUARGA BESAR KBRI YANGON MYANMAR


WISMA DUTA KBRI YANGON OKTOBER 2007




DOWNTOWN YANGON



MYANMAR

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lagu kebangsaan: Gba Majay Bma
Ibu kota Nay pyi taw
Kota terbesar Yangon
Bahasa resmi Myanmar
Pemerintahan Kediktatoran Militer
- Ketua DPPN Jend. Senior Than Shwe
- Perdana Menteri Thein Sein
Kemerdekaan
- - Dari Britania Raya
4 Januari 1948
Luas
- Total 678,500 km2 (39)
- Air (%) 3,06%
Penduduk
- Perkiraan 2006 51.000.000 (29)
- Sensus - -
- Kepadatan 63/km2 (105)
PDB (KKB) Perkiraan 2005
- Total US$74,1 miliar (63)
- Per kapita US$1.364 (165)
Mata uang Kyat (MMK)
Zona waktu (UTC+6:30)
Lajur kemudi kanan
Domain internet .mm
Kode telepon 95

Persatuan Myanmar (juga dikenal sebagai Burma) adalah sebuah negara di Asia Tenggara. Negara seluas 680 ribu km² ini telah diperintah oleh pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1988. Negara ini adalah negara berkembang dan memiliki populasi lebih dari 50 juta jiwa. Ibu kota negara ini sebelumnya terletak di Yangon sebelum dipindahkan oleh pemerintahan junta militer ke Naypyidaw pada tanggal 7 November 2005.

Pada 1988, terjadi gelombang demonstrasi besar menentang pemerintahan junta militer. Gelombang demonstrasi ini berakhir dengan tindak kekerasan yang dilakukan tentara terhadap para demonstran. Lebih dari 3000 orang terbunuh.

Pada pemilu 1990 partai pro-demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi memenangi 82 persen suara namun hasil pemilu ini tidak diakui rezim militer yang berkuasa.



Perubahan nama

Perubahan nama dari Burma menjadi Myanmar dilakukan oleh pemerintahan junta militer pada tanggal 18 Juni 1989. Junta militer merubah nama Burma menjadi Myanmar agar etnis non-Burma merasa menjadi bagian dari negara. Walaupun begitu, perubahan nama ini tidak sepenuhnya diadopsi oleh dunia internasional.

Beberapa negara Eropa seperti Inggris dan Irlandia yang tidak mengakui legitimasi kekuasaan junta militer tetap menggunakan "Burma" untuk merujuk kepada negara tersebut.

PBB, yang mengakui hak negara untuk menentukan nama negaranya, menggunakan Myanmar, begitu pula dengan Perancis dan Jerman. Di Jerman, kementerian luar negeri menggunakan Myanmar, tetapi hampir seluruh media Jerman menggunakan Burma.

Pemerintah AS, yang tidak mengakui legitimasi kekuasaan junta militer tetap menggunakan Burma tetapi mayoritas media besar seperti The New York Times, CNN dan Associated Press menggunakan Myanmar.

Pemerintah junta juga mengubah nama Rangoon menjadi Yangon. Pada 2005, pemerintah membangun ibu kota baru, bernama Naypyidaw.


Gelombang protes 1988


Meski terkenal akan pelanggaran HAM, Myanmar justru memiliki sejarah protes massa yang panjang. Ketika Indonesia bungkam dengan gerakan bawah tanah di era Soeharto, gelombang protes Myanmar justru menguat sejak dimulainya masa pemerintahan militer Jenderal Ne Win. Tahun 1988, gelombang protes massa Myanmar ini melibatkan pelajar, pejabat sipil, pekerja hingga para biksu Budha. Protes hadir saat Ne Win menggunakan tentara bersenjata demi kudeta militer.

Sejak awal massa Myanmar memang telah menginginkan berakhirnya junta militer ini. . The State Peace and Development Council's (SPDC's) Myanmar mengajukan tuntutan yang populer untuk mereformasi pemerintahan menjadi neo-liberal. Tuntutan reformasi ini terutama berlaku untuk ekonomi, termasuk saat bulan lalu pemerintah Myanmar menarik subsidi BBM.

Protes massa Myanmar memang tak segaduh Amerika yang liberal. Dimana-mana rezim militer masih memegang kendali sosial. Asia Times mencatat, gerakan protes umumnya mulai dalam jumlah kecil dan tersebar. Beberapa bulan terkahir ini misalnya, protes kecil dan damai terus berkelanjutan di ibukota Yangon.

Namun kemarahan publik ini bisa berubah menjadi efek bola salju dan menjadi gerakan massa besar-besaran. Salah satunya yang terjadi di Pakkoku. Setelah bola salju ini pecah, maka perlahan akan kembali menggumpal. Beberapa hari setelah kejadian Pakkoku, 500 biksu kembali berbaris damai di Yangon, Myanmar. Layaknya biksu, New York Times mencatat gerakan ini malah berdoa untuk kedamaian dan keselamatan setelah peristiwa Pakkoku.

Gerakan dalam protes bukan hanya terjadi dari satu pihak saja. Pemerintah Myanmar juga menyikapinya dengan Union Solidarity and Development Association (USDA). USDA tercatat kerap bergabung dalam gelombang protes ini. Organisasi propemerintah ini tercatat bahkan ikut terlibat dalam upaya pembunuhan Suu Kyi di tahun 2003. Meski gagal, aksi tersebut memakan korban simpatisan National League for Democracy (NLD) sebagai gantinya.

“Anggota kelompok ini (USDA) dilatih khusus untuk mengontrol massa dan mengubah protes menjadi aksi kekerasan,” kata seorang Diplomat barat di Yangon pada Asia Times. Dunia Barat mencurigai gerakan ini berada dalam sayap yang sama dengan intelejen Myanmar. Apalagi, setiap aksi protes yang terjadi sangat sulit untuk diliput oleh para jurnalis, termasuk jurnalis internasional. Rekrut anggota juga dicurigai berasal dari para kriminal. Seiring bertambahnya anggota USDA, sekurangnya 600 kriminal juga dilepaskan dari Penjara Yangon. Hingga kini anggota USDA diperkirakan mencapai 2000 orang.

USDA berfungsi menyaingi kelompok pelajar dan biksu Buddha yang vokal dalam aksi protes. Apalagi secara khusus aktivis Myanmar telah memiliki organisasi protes massanya sendiri. Organisasi 88 Generation Student ini didirikan oleh penyair internasional asal Myanmar Ming Ko Naing dan Ko Ko Gyi. Keduanya mendirikan organisasi ini setelah dibebaskan dari 14 tahun penjara, dan cukup populer di mata masyarakat Myanmar. Meski berlabel pelajar, Generation 88 kerap bekerjasama dengan para pekerja, sipil hingga para biksu Buddha.

“Kami percaya tak satupun warga Myanmar yang rela menerima aksi kekerasan politik junta militer,” kata salah satu pemimpin Generation 88 Htay Kywe pada Asia Time. Dan dalam setiap protes massa Myanmar hampir bisa dipastikan USDA dan Generasi 88(Generation 88) berperang didalamnya.


Gelombang protes 2007


Protes dimotori oleh para biksu budha di Myanmar. Pada awalnya para biksu menolak sumbangan makanan dari para jendral penguasa dan keluarganya, penolakan ini menjadi simbol bahwa para biksu tidak lagi mau merestui kelakuan para penguasa militer Myanmar. Aksi demo juga dipicu oleh naiknya harga BBM beberapa ratus persen akibat dicabutnya subsidi. Demo melibatkan ribuan bikshu kemudian meletus diberbagai kota di Myanmar, para warga sipil akhirnya juga banyak yang mengikuti. Pemerintah Junta Militer melakukan aksi kekerasan dalam membubarkan demo-demo besar ini, Pagoda-pagoda disegel, para demonstran ditahan, dan senjata digunakan untuk membubarkan massa. Banyak biksu ditahan, beberapa diyakini disiksa dan meninggal dunia. Sepanjang Gelombang protes terjadi belasan orang diyakini menjadi korban, termasuk seorang reporter berkebangsaan Jepang, Kenji Nagai, yang ditembak oleh tentara dari jarak dekat saat meliput demonstrasi. Kematian warga Jepang ini memicu protes Jepang pada Myanmar dan mengakibatkan dicabutnya beberapa bantuan Jepang kepada Myanmar.

Akar permasalahan gelombang protes

Etnis Burma, berasal dari Tibet, merupakan etnis mayoritas di Myanmar. Namun, etnis Burma adalah kelompok yang datang belakangan di Myanmar, yang sudah lebih dahulu didiami etnis Shan (Siam dalam bahasa Thai). Etnis Shan pada umumnya menghuni wilayah di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar. Sebelum etnis Burma datang, selain etnis Shan, sudah ada etnis Mon, yang menghuni wilayah selatan, juga dekat perbatasan dengan Thailand.

Sebagaimana terjadi di banyak negara, di antara tiga etnis utama di Myanmar ini terjadi perang. Satu sama lain silih berganti menjadi penguasa di daerah yang dinamakan Burma, kini Myanmar. Inilah yang terjadi, perebutan kekuasaan, sebelum kedatangan Inggris pada tahun 1885.

Ada juga etnis lain di Myanmar, yang kemudian turut meramaikan ketegangan politik sebelum penjajahan dan pasca-penjajahan Inggris. Misalnya, ada etnis Rakhine, lebih dekat ke Bangladesh.

Saat penjajahan, berbagai kelompok etnis ini berjuang untuk mengakhiri penjajahan. Setelah penjajahan berakhir dan merdeka pada tanggal 4 Januari 1948, makin terjadi kontak lebih ramah antara etnis Burma dan semua etnis non-Burma.

Burmaisasi

Aung San, ayah dari Aung San Suu Kyi, bersama U Nu adalah tokoh utama di balik kemerdekaan dan menjadi pemimpin negara. Akan tetapi, pada tahun 1962, militer yang didominasi etnis Burma mengambil alih kekuasaan negara. Ne Win adalah otak di balik kudeta itu.

Cikal bakal junta militer sekarang (disebut sebagai Dewan Negara untuk Perdamaian dan Pembangunan / SPDC) berasal dari kekuasaan Ne Win itu. SPDC sendiri didominasi oleh etnis Burma. Konfigurasi kekuasaan hak pun menjadi tidak berimbang antara etnis Burma yang mendominasi dan etnis non-Burma yang merasa ditindas. Sehingga muncullah perlawanan dari beberapa etnis non-Burma, termasuk etnis Karen, yang mendominasi wilayah pegunungan di utara, yang dikenal sebagai golden triangle (segitiga emas).

Burma memilih cara apa pun untuk mencegah hal itu terjadi. Sejak 1960-an, terjadilah diaspora warga Myanmar. Berbagai warga Myanmar dari kelompok etnis kini tinggal di Thailand, Bangladesh, Cina, Laos, dan India. Semua negara ini berbatasan langsung dengan Myanmar.

Kemenangan kubu demonstrasi, pimpinan Aung San Suu Kyi pada Pemilu tahun 1990, tak dikehendaki oleh kelompok etnis Burma. Kubu Suu Kyi dan dan etnis non-Burma lainnya merupakan ancaman bagi supremasi etnis Burma. Kemenangan Suu Kyi pun dihadang. Kekuasaan direbut. Beginilah yang terjadi seterusnya dan seterusnya.
[sunting] Pembagian administratif
14 negara bagian dan divisi Myanmar.

Myanmar dibagi menjadi tujuh negara bagian (pyine) dan tujuh divisi (yin).[1] Divisi mayoritas dihuni etnis Bamar, sementara negara bagian (Pyinè.svg) mayoritas dihuni etnis-etnis minoritas tertentu. Setiap negara bagian dan divisi kemudian dibagi lagi menjadi distrik-distrik.

Divisi

* Divisi Irrawaddy
* Divisi Bago
* Divisi Magway
* Divisi Mandalay
* Divisi Sagaing
* Divisi Tanintharyi
* Divisi Yangon

Negara bagian

* Negara Bagian Chin
* Negara Bagian Kachin
* Negara Bagian Kayin (Karen)
* Negara Bagian Kayah (Karenni
* Negara Bagian Mon
* Negara Bagian Rakhine (Arakan)
* Negara Bagian Shan

Kelompok etnis di Myanmar

* Etnis Bamar/Burma. Dua pertiga dari total warga Myanmar. Beragama Buddha, menghuni sebagian besar wilayah negara kecuali pedesaan.
* Etnis Karen. Suku yang beragama Buddha, Kristen atau paduannya. Memperjuangkan otonomi selama 60 tahun. Menghuni pegunungan dekat perbatasan dengan Thailand.
* Etnis Shan. Etnis yang beragama Buddha yang berkerabat dengan etnis Thai.
* Etnis Arakan. Juga disebut Rakhine, umumnya beragama Buddha dan tinggal di perbukitan di Myanmar barat.
* Etnis Mon. Etnis yang beragama Buddha yang menghuni kawasan selatan dekat perbatasan Thailand.
* Etnis Kachin. Kebanyakan beragama Kristen. Mereka juga tersebar di Cina dan India.
* Etnis Chin. Kebanyakan beragama Kristen, menghuni dekat perbatasan India.
* Etnis Rohingya. Etnis Muslim yang tinggal di utara Rakhine, banyak yang telah mengungsi ke Bangladesh atau Thailand.
( WIKIPEDIA MYANMAR bahasa Indonesia )









ANGKUTAN UMUM DI YANGON



DANAU HOTEL NIKKO YANGON


GOLF PERPISAHAN DI YANGON OKTOBER 2007


RESEPSI HUT RI 17-8-2007 DI YANGON


SELESAI SHOLAT IDULFITRI DI YANGON 2007


FESTIVAL MAKANAN INDONESIA DI YANGON 2007


BERSAMA PEMANAH NASIONAL INDONESIA DI YANGON 2006


TEMAN2 ADYTIAWAN MELEPAS KE TANAH AIR DI AIRPORT YANGON


DI PERUMAHAN HOME STAF KBRI YANGON OKTOBER 2007 SEBELUM PULANG KE TANAH AIR


HUT DHARMA WANITA KBRI YANGON


YANGON 2006


FESTIVAL MAKANAN INDONESIA 2007 PARK ROYAL HOTEL YANGON


SELESAI FESTIVAL MAKANAN INDONESIA 2007 DI PARK ROYAL HOTEL YANGON


DI KBRI YANGON


KUNJUNGAN PEMUDA ASEAN KE YANGON 2006

KENANGAN BERSAMA PEMANAH INDONESIA DI YANGON MYANMAR





Partisipasi Indonesia Dalam “ASIAN ARCHERY GRAND PRIX” di Yangon Myanmar
7/11/2006

Para pemanah Indonesia yang tergabung di Pelatnas Asian Games mendapat kesempatan mengikuti “3rd Asian Archery Grand Prix and 2nd Southeast Asia Archery Championship” yang berlangsung di Yangon Myanmar dari tanggal 1 sampai 7 Nopember 2006, yang diikuti oleh negara-negara Myanmar sebagai tuan rumah, Indonesia, Malaysia, Singapore, Hongkong, China (Taipeh), Thailand, Philipina dan Kazastan.

Event bergengsi tersebut merupakan ajang pemanasan sebelum berlaga di Asian Games Doha Qatar Desember 2006, kontingen Indonesia berjumlah 17 orang yang dipimpin oleh tim Manajer Donald Pandiangan, sejak September 2006 para atlet panahan Indonesia untuk Asian Games telah berlatih di Korea Selatan yang ditangani oleh pelatih Korea Selatan yang berkelas dunia.

Selain para pemanah pelatnas Asian Games, juga di Yangon bergabung dengan tim panahan Jawa Timur sebanyak 8 orang yang akan bersama-sama mengikuti kejuaran di Yangon tersebut.

Para pemanah pelatnas Asian Games 2006 sebelumnya mendapat kesempatan emas mengikuti Kejuaraan Dunia Panahan di Shanghai, China pada tanggal 25-30 September 2006.

Upacara pembukaan kejuaraan Panahan pada tanggal 1 Nopember 2006 yang diadakan di Stadion Panahan Ta-Mwe Yangon Myanmar secara resmi dibuka oleh Lt-Gen Thein Sein, Secretary-1 of the State Peace and Development Council Myanmar,dan dihadiri oleh Brig-Gen Thura Aye Myint Menteri Olah Raga Myanmar, para pejabat Myanmar, tokoh2 olah raga Myanmar ,para korps Diplomatik, Pada acara yang meriah tersebut antara lain ditampilkan atraksi massal dan perorangan bela diri tradisional Myanmar dari para pelajar sekolah Myanmar, yang mendapat sambutan hangat dari para kontingen dan tamu2 yang hadir.

Event ini akan menjadi uji tanding untuk laga pemanasan terakhir Tim Panahan Indonesia sebelum turun di Asian Games Doha Qatar Desember 2006, karena lawan-lawan di Asian Games sangat berat, tetapi Tim Indonesia harus tetap optimis dan berupaya agar target juara dapat terwujud untuk membela bangsa dan negara di multi event Asian Games Desember 2006, itulah harapan para penonton dan supporter dari staf KBRI Yangon dan masyarakat Indonesia di Myanmar juga harapan kita semua bangsa Indonesia.

Sumber: KBRI Yangon - T.GUNAWAN COUNSELLOR PENSOSBUD - NOPEMBER 2006

LEBARAN OKTOBER 2007 DI YANGON MYANMAR









Berlebaran Dengan Keluarga Muslim di Yangon, Myanmar

Sungkem ke Orang Tua, Lalu Menyantap Roti CanaiMuslim di Myanmar baru Minggu kemarin (14/10) merayakan Idul Fitri atau sehari lebih lambat dibandingkan di Indonesia. Di negara yang mayoritas warganya beragama Buddha tersebut, tradisi berlebaran tidak jauh berbeda dari Indonesia.
PAGI sekitar pukul 06.00, jalanan Yangon basah oleh gerimis. Saat cuaca tak bersahabat seperti itu, Muhammad Hasyim, warga ibu kota Myanmar, bergegas berjalan ke Masjid M.M. Raunaq. Jarak masjid itu sekitar 300 meter dari rumahnya.
Penampilan Hasyim tampak berbeda pada hari itu. Kalau sehari-hari pria 54 tahun tersebut memasukkan bajunya ke dalam longyi (sarung), kali ini dia mengeluarkan kemejanya. Payung kecil hitam menemani perjalanan untuk melindungi dari guyuran hujan.

Tempat tinggal Hasyim di kawasan Mingalar Taung Nyunt merupakan perkampungan muslim. Sekitar 1.000 warga muslim tinggal di perkampungan itu. Termasuk, Muhammad Rasyid, warga Yangon yang sehari-hari menjadi imam sekaligus ustad di Masjid Al-Mush’ab milik Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon.
Seperti di tanah air, pagi menjelang salat id itu, suara takbir berkumandang dari pengeras suara di Masjid M.M. Raunaq. Masjid yang berkapasitas 600 orang yang dibangun sejak 1996 itu penuh sesak. Sebagian terpaksa menggelar terpal plastik di jalan depan masjid. Mereka rela menjalankan ibadah sunah tersebut dengan risiko terkena guyuran hujan.

Tepat pukul 06.45, Sulaiman, imam Masjid M.M. Raunaq, memulai salat. Pada rakaat pertama, dia membaca Surat Al-A’la dan pada rakaat kedua membaca Surat Ad-Dhuha. Setelah salat, Sulaiman membaca doa. Kali ini, doanya sangat panjang, seperti doa warga NU saat istighotsah.
Hampir 15 menit dia membaca doa. “Di sini, khusus Idul Fitri, doanya spesial. Sangat panjang. Hari biasa tidak sepanjang ini,” kata Hasyim.
Setelah doa, baru Sulaiman memberikan khotbah berbahasa Arab. “Khusus salat Idul Fitri, khotbahnya pakai bahasa Arab. Kalau salat Jumat, pakai bahasa Myanmar,” jelasnya.

Malam sebelum Idul Fitri, muslim Myanmar juga melakukan takbir. Tapi, tidak berkeliling, hanya di masjid-masjid. Sama seperti di Indonesia, takbir dilakukan usai salat isya hingga menjelang salat id. Hanya, karena kondisi khusus, tahun ini agak berbeda. “Pukul 21.00, takbir sudah berakhir,” katanya.
Tentara Myanmar berkeliling ke masjid-masjid meminta agar takbiran dihentikan. Sebab, pemerintah Myanmar memberlakukan jam malam mulai pukul 22.00 hingga 04.00. Masjid baru bisa melanjutkan takbiran usai jam malam.

Setelah salat id, Jawa Pos mampir ke kediaman Hasyim untuk merasakan suasana Lebaran keluarga muslim di Myanmar. Pemilik nama asli Myint Aung tersebut tinggal di sebuah flat sederhana di Jalan Yetwingone. Dia tinggal di lantai dua flat tersebut. Di rumah yang berukuran sama dengan rumah petak di Jakarta, 3 x 7 meter tersebut, Hasyim tinggal bersama empat anggota keluarganya. Yakni, istri, dua anak, serta mertua perempuan.
Istri Hasyim, Fatimah, 50, serta dua anaknya, Aisyah, 17, dan Hasim (namanya mirip sang ayah), 10, menyambut hangat Hasyim yang pulang dari masjid. Mereka mengenakan baju baru yang dibeli dua hari sebelum hari raya. “Ini tradisi kami, setiap Lebaran mengenakan baju baru,” ujar Hasyim yang kemarin juga mengenakan kemeja serta sarung baru.
Dia dan istri kemudian sungkem kepada Zulaikha, mertuanya. Setelah itu, baru Aisyah dan Hasim sungkem kepada kedua orang tuanya. “Saya punya satu anak perempuan lagi. Dia sudah menikah. Sebentar lagi datang,” kata pria yang berprofesi sebagai sopir taksi tersebut.

Sesi berikutnya adalah makan. Setiap Lebaran, warga muslim di Myanmar punya hidangan khas, yakni kari kambing. Karena keluarga Hasyim keturunan India, dia juga menghidangkan roti canai. Disediakan dua jenis roti canai, yakni tawar dan manis. Kari kambing itu dimakan bersama roti canai sebagai pengganti nasi.
Tak lama kemudian, keluarga Hasyim, adik, dan keponakan-keponakannya datang. Hasyim merupakan anak tertua, sehingga rumahnya dijadikan tempat berkumpul saat Lebaran. Mereka pun langsung menyantap hidangan yang sudah tersaji di ruang tamu.
“Ini makanan favorit kami saat Lebaran. Hampir semua warga muslim di Myanmar menghidangkan makanan ini,” tegas Abdullah, adik ipar Hasyim.

Di Myanmar tidak ada tradisi mudik. Keluarga yang tinggal di luar kota tidak pulang kampung. Beberapa di antaranya hanya mengucapkan selamat Lebaran melalui telepon. “Kami tidak punya tradisi seperti di Indonesia,” ungkapnya.
Acara berlebaran hanya terjadi saat pagi. Siangnya, warga muslim kembali beraktivitas seperti biasa. Hasyim kembali pergi dengan taksinya untuk mencari kyat (mata uang Myanmar). Yang lain pun kembali sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kebetulan kemarin Minggu, sehingga anak sekolah dan pegawai pemerintah tetap di rumah.

Bagaimana warga muslim Indonesia di Myanmar? Warga muslim Indonesia di Myanmar merayakan Lebaran mengikuti kalender Indonesia, yakni 13 Oktober. Mereka melakukan salat id di Balai Mitra, kompleks KBRI Yangon. Salat id di KBRI dimulai pukul 07.00 dipimpin imam M. Rasyind dan khotib Rahman Priaelmu, dengan jamaah para staf KBRI dan keluarga serta masyarakat muslim Indonesia berjumlah lebih kurang 200 orang

Setelah salat, semua warga Indonesiajuga yang non muslim ikut hadir bersilaturahmi dengan pimpinan dan staf KBRI Yangon. Menu khas Lebaran seperti ketupat serta opor ayam tersaji lengkap dengan sambal goreng rempelo ati dan emping melinjo. Suasananya persis suasana Lebaran di Indonesia.

Sejumlah pengusaha Indonesia di Myanmar pun hadir dalam silaturahmi tersebut. Di antaranya, pengusaha alat berat Eddy Susatyo, bos Japfa Maykha Industries Johnatan Adi Gunawan, dan bos United Machinery Co Ltd Harry K. Aliwarga.

Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Yangon Bapak Philemon Arobaya hadir, juga Home staf lainnya Counsellor Pensosbud Bapak Tambah Gunawan SH yang akan selesai tugas di KBRI Yangon pada tanggal 1 Nopember 2007, hadir lainnya Athan Kol. Dedi, Protokol Konsuler Adi Kuntarto dll.

Bapak Philemon Arobaya seharusnya pulang ke Indonesia pada 11 Oktober lalu. Istri dan anaknya lebih dulu pulang ke tanah air. Tapi, Deplu di Jakarta tidak mengizinkan pejabat sementara Dubes Indonesia itu meninggalkan Yangon.
Philemon menjelaskan, Lebaran tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Biasanya lebih banyak warga Indonesia yang hadir. “Selain hujan, mungkin karena hari ini bertepatan dengan unjuk rasa projunta,” katanya. Selesai silaturahmi disetiap rumah Home Staf diadakan "open house" dan juga saling berkunjung ke masing2 rumah seperti suasana lebaran di Indonesia.(*)( JAWA POS, 16 OKTOBER 2007 )

22 February 2010

PENGALAMAN TUGAS DI KBRI BANDAR SERI BEGAWAN - BRUNEI DARUSALAM , 1999 - 2003


BERSAMA RCTI DI BANDAR SERI BEGAWAN, 2002

0-h/kamera++kodak+008.jpg">
NOMPEMBER 1999 FOTO BERSAMA KELUARGA SEBELUM TUGAS DI BANDAR SERI BEGAWAN 1999-2003


AIRPORT INTERNASIONAL BANDAR SERI BEGAWAN


INDONESIAN EMBASSY ( KBRI ) BANDAR SERI BEGAWAN BRUNEI DARUSALAM 1999 - 2003



HOME STAFF KBRI BRUNEI PADA UPACARA HUT RI 17 AGUSTUS 2000 DI KBRI


UPACARA BENDERA HUT RI 17 AGUSTUS 2000 DI KBRI BANDAR SERI BEGAWAN


PERTEMUAN PRESIDEN ABDULRAHMAN WAHID DG MASYARAKAT INDONESIA DI BRUNEI - TAHUN 2000


KUNJUNGAN PRESIDEN ABDULRAHMAN WAHID KE BRUNEI TAHUN 2000 DENGAN SULTAN BRUNEI


ACARA HIBURAN MUSIK HUT RI AGUSTUS 2000 OLEH KBRI BANDAR SERI BEGAWAN


MASJID OMAR ALI SAIFUDIN BANDAR SERI BEGAWAN


DI AIPORT BRUNEI TUGAS TAMU NEGARA PRESIDEN ABDULRAHMAN WAHID TAHUN 2000 KE BRUNEI





Keluarga Besar KBRI Bandar Seri Begawan di Wisma Duta Brunei


" PENGALAMAN TUGAS DI KBRI BANDAR SERI BEGAWAN ,NEGARA BRUNEI DARUSSALAM "


Negara Brunei Darussalam dengan ibukota Bandar Seri Begawan, adalah negara kecil dengan penduduk hanya lebih kurang 380.000, terletak paling Utara pulau Kalimantan atau Borneo, seluas hampir setengah Propinsi Jawa Tengah, tetapi cukup besar pemasukan dari devisa hasil minyak dan gas alam.

Kesejahteraan serta kemakmuran negara dan rakyat membuat kita kagum, gaji pegawai negeri adalah tertinggi dibanding swasta, pendidikan serta pelayanan kesehatan gratis. Kotanya bersih, aman, religius, adem ayem, biaya hidup hampir sama dengan Singapura, Dollar Brunei kursnya disamakan dengan Dollar Singapore. Untuk biaya hidup sehar-hari hampir sama dengan Singapore, khususnya makanan, sewa rumah dan lainnya, tapi harga kendaraan roda empat jauh lebih murah dari pada di Indonesia, katanya import mobil tidak dikenakan bea masuk.

Produk makanan dan barang lainnya hampir semua impor, dari Indonesia bersiliweran dijalan-jalan yang mulus diseantero negera Brunei Darusalam adalah mobil Toyota Kijang diantara mobil-mobil mewah terkini, dan dijalan jarang kelihatan orang mengendarai sepeda motor. Untuk investor air minum adalah perusahaan dan tenaga ahli dari Indonesia dengan nama air minum "Sehat", selain itu banyak perusahaan Indonesia yang membuka investasi dan usaha di Brunei Darusalam, seperti outlet alat kecantikan, restauran makanan Indonesia, pemeliharaan kuda -kuda piaraan Sultan dan jenis usaha lainnya.

Jumlah orang Indonesia yang bekerja di Brunei Darusalam dari media diperkirakan 25.000 orang , sebagai Dosen, Pengajar, Guru Ngaji, Tenaga ahli perminyakan, sopir, pembantu rumah tangga, pengelola Istana Sultan dikontrak oleh Hyatt dan sebagainya.

Tempat Hiburan di Jerudong Park, ada tempat untuk pementasan musik yang sering manggung, dari Indonesia seperti Koes Plus, Gigi, Dangdut dllnya kadang di diadakan di gedung yaitu konser Oma Irama, Krisdayanti dll.
Tempat billiard, karaoke, minuman keras tidak ada dan tidak dijual, restoran menu apa saja yang halal ada disetiap sudut kota dengan harga hampir sama dengan di restoran di Singapura. Biasanya para TKI ataupun WNI lainnya kalau akan mengirim uang ke wilayah seluruh Indonesia melalui jasa pengiriman uang yang tersebar di berbagai pertokoan, karena Bank nasional Indonesia tidak ada di Brunei Darussalam.

Olah raga tempat tersedia semua mulai dari Golf yang termahal di Empire Hotel Jerudong sampai Atletik, juga setiap hari Jum'at sore KBRI Bandar Seri Begawan mengadakan senam bersama dan latihan olah raga Volley ball, setiap HUT RI 17 Agustus diadakan pertandingan antar WNI.
Juga dalam rangka menyambut HUT RI diadakan acara Hiburan dilapangan adalah pementasan musik Dangdut dan lainnya bagi warga Indonesia yang ribuan bekerja di Brunei Darusalam, diadakan oleh Panitia dari KBRI dan masyarakat Indonesia.

Kenangan indah bagi saya sepanjang hidup disamping keberuntungan ,selama 4 tahun di Brunei, pada tanggal 6 Juni 2003 di Royal Brunei (RBA) Golf,saya bermain Golf bersama Home Staff KBRI Brunei dan mendapatkan " Hole In One " artinya di par 3 memukul sekali dengan jarak 120 m dari Tee Box langsung masuk di lubang berbendera di green melewati danau ke kecil. Sebagai kenangan dari manajemen RBA mendapat sertipikat sebagai tanda penghargaan "Hole In One".

Royal Brunei adalah maskapai penerbangan milik negara Brunei, untuk rute Jakarta - Bandar Seri Begawan dengan jadwal 3 atau 4 kali seminggu, kadang pada hari besar diberikan diskon harga murah. Bisa juga via Singapore ke Bandar Seri Begawan dengan Singapore Airlines.

Pada hari libur orang Brunei banyak yang ke Miri Serawak hanya 2 jam dengan mobil atau dengan feri 1 jam ke Labuan Sabah.
Tempat-tempat yang bisa dikunjungi adalah Kampung Air, daerah tempat tinggal orang Brunei yang rumahnya diatas sungai dan tempat parkir dipinggir sungai penuh dengan mobil mewah terkini, kota kecil Seria berbatasan dengan Serawak, Taman Nasional Temburong dengan sungai dan hutan yang bersih, Pertokoan Yayasan di Bandar Seri Begawan, Masjid Jami Asr Hasanal Bolkiah di Bandar Seri Begawan, Masjid Omar Saifudin di Bandar Seri Begawan, Jerudong Park, taman yg bersih di Jerudong tempat rekreasi keluarga, dan lainnya.

Bahasa Brunei adalah bahasa Melayu hampir sama dengan Bahasa Indonesia, tetapi karena sebagai negara Persemakmuran Inggris maka bahasa Inggris sebagai bahasa ke 2.

Untuk bahasa Brunei dan bahasa Indonesia ada beberapa arti yang berbeda dengan bahasa Indonesia, seperti bahasa Brunei : "Ibu Pejabat " artinya Kantor Pusat, "Jemputan" artinya Undangan, "Butuh" artinya Alat Kelamin.
Jadi kalau bahasa Brunei " Ibu Pejabat Butuh Jemputan " artinya ..... ? Begitulah sedikit perbedaan dalam bahasa, jadi harus hati-hati dalam penggunaan sehari-hari di Brunei.

Pengalaman tugas di KBRI Bandar Seri Begawan 4 tahun dari 1999 sampai 2003 bersama keluarga tinggal di Brunei Darusalam sangat berkesan dan pengalaman hidup yang manis untuk dikenang sepanjang hayat. ( T. Gunawan Razuki )




EMPIRE GOLF TERMAHAL


BERSAMA STAF KBRI BRUNEI


MENYUSURI SUNGAI DI TEMBURONG BRUNEI


BERSAMA STAF KBRI BRUNEI


MASJID JAMI ASR HASANAL BOLKIAH BANDAR SERI BEGAWAN


LIBURAN BERSAMA DI PANTAI MIRI SERAWAK MALAYSIA


KAMPUNG AIR BANDAR SERI BEGAWAN